Madinah
sebagai Role Model
Pemerintahan yang Berkerakyatan
Di
Madinah, selain berdakwah agar masyarakat kembali menyembah Allah
Yang Maha Esa, nabi Muhammad juga menawarkan sebuah sistem tata
kelola kota yang berperikemanusiaan, yang anti kemaksiatan dan anti
penindasan. Sistem tersebut dirumuskan untuk menuju umat yang
sejahtera dan saling menghormati serta melindungi, yang semata-mata
demi mencapai taqwa kepada Allah. Perbudakan mulai dihapuskan,
pedagang-pedagang curang mulai ditindak, rumah pendidikan dan
perekonomian rakyat dibangun, kaum munafik yang gemar melakukan
propaganda bohong dan provokasi ditumpas, semuanya demi tercapainya
tatanan masyarakat yang berkeadilan di Madinah. Jika kita teliti
lebih jauh lagi, kita dapat mempelajari beberapa hal dalam tata
kelola kota Madinah ala nabi Muhammad; Ideologi anti jahiliyyah,
politik anti penindasan, perekonomian umat bersama, pengorganisasian
masyarakat tanpa kefasikan hingga kemaksiatan serta saling
menghormati dan melindungi.
![]() |
| Gambar 1. Masjid Nabawi di Madinah, masjid kedua yang disucikan umat Islam seluruh dunia. |
- Ideologisasi Anti Jahiliyyah.
Islam
datang sebagai penyempurna risalah-risalah nabi terdahulu yang telah
dirusak oleh karena kemajuan zaman. Salah satu bentuk kerusakan yang
terjadi yakni masyarakat jahiliyyah (kebodohan). Disebut kebodohan
karena banyak masyarakat Mekkah yang menyelewengkan ajaran nabi
Ibrahim dalam beribadah kepada Allah, salah satunya yakni mengisi
Ka'bah dengan banyak berhala-berhala yang justru sangat dibenci oleh
nabi Ibrahim sendiri.
![]() |
| Gambar 2. Salah satu bentuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Masjid Nabawi, Madinah. |
Di
Madinah, nabi Muhammad mendirikan banyak sekolah rakyat di
masjid-masjid yang mengajarkan risalah-risalah Islam. Risalah Islam
yang diajarkan sendiri tidak hanya menyangkut Hablun
Minallah semata, melainkan juga
Hablun Minannas. Dalam
sekolah rakyat tersebut, diajarkan bahwa Islam sendiri datang untuk
menyempurnakan risalah nabi-nabi terdahulu, termasuk memperbaiki
sistem-sistem peradaban yang telah rusak demi tercapainya masyarakat
yang selamat menjelang Hari Kiamat.
- Politik Anti Penindasan
Dalam
Islam, penindasan lahir sebagai akibat ego individu maupun kolektif
yang masih dikuasai oleh setan. Sifat-sifat setan ini terwujud dalam
berbagai bentuk, diantaranya penyembahan terhadap berhala, penguasaan
sepihak atas hajat hidup masyarakat demi keuntungan pribadi,
penguasaan struktur masyarakat yang justru tidak berpihak kepada
masyarakat, diskriminasi sosial terhadap kelas-kelas lain yang
dianggap berbeda, dan lain-lain.
![]() |
| Gambar 3. Perang Badar, salah satu bentuk politik luar negeri nabi Muhammad melawan penindasan. |
Sebagai
penyelenggara pemerintahan di Madinah, Nabi Muhammad banyak
melahirkan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Hal itu semata
ditujukan agar menghapus sistem pemerintahan yang hanya menguntungkan
pribadi, bukan masyarakat. Bukankah sebuah organisasi sosial lahir
karena kehendak anggota-anggotanya? Dalam aktivitas politiknya, nabi
Muhammad banyak melakukan kebijakan politik yang berkerakyatan.
Termasuk dalam penindakan aparat pemerintah dan pedagang nakal,
penghapusan diskriminasi, hingga pendeklarasian perang sebagai bentuk
kewaspadaan terhadap bangsa lain yang akan menindas. Di Madinah, nabi
Muhammad tercatat menjalani perang beberapa kali, baik itu melawan
kaum Quraisy Mekkah, Kekaisaran Romawi, dan lain-lain yang memiliki
indikasi untuk menindas rakyat Madinah.
- Perekonomian Umat Bersama
Sebagai
sebuah ajaran, Islam pun juga memiliki ajaran tentang ekonominya
sendiri. Dalam Islam, umatnya diajarkan untuk melakukan kegiatan
perekonomian yang berlandaskan pada ketaqwaan kepada Allah dan
keadilan bersama, demi terwujudnya keselamatan menjelang Hari Kiamat.
Karena menjelang Hari Kiamat itulah, umat Islam diajari mengenai cara
bertahan hidup melalui seperangkat kegiatan perekonomian yang
tentunya saling menguntungkan demi tercapainya kesejahteraan umat
bersama, sebagai bekal generasi penerus dalam menjalani kehidupannya
kemudian, hingga Hari Kiamat tiba.
![]() |
| Gambar 4. Salah satu Baitul Mal yang ada di Indonesia. Baitul Mal sendiri pertama kali diprakarsai oleh Nabi Muhammad di Madinah. |
Di
Madinah, nabi Muhammad menciptakan seperangkat kebijakan di bidang
ekonomi yang sangat menguntungkan rakyat, termasuk dalam hal
perdagangan. Sebagai catatan, nabi Muhammad pernah beberapa kali
melakukan pembebasan mata air yang masih dikuasai oleh perorangan
agar dapat dinikmati bersama oleh umat, melarang praktek perbudakan
dan jual-beli budak yang jelas-jelas tidak berperikemanusiaan,
melakukan gerakan zakat, infaq, dan shodaqoh secara masif demi
pemerataan ekonomi di kota Madinah, menindak para pedagang senjata
yang melakukan provokasi untuk menciptakan konflik, mendirikan Baitul
Mal (rumah
harta) sebagai lumbung harta benda masyarakat kota Madinah, hingga
melakukan pembinaan-pembinaan terhadap pedagang, pekerja, pengrajin,
petani, dan peternak. Semua semata-mata untuk kemandirian masyarakat
Madinah yang menginginkan kesejahteraan ekonomi secara bersama-sama.
Sampai disini, nabi Muhammad turun tidak hanya menyebarluaskan ajaran Islam secara keagamaan semata, melainkan juga politik, hingga tata kelola pemerintahan yang baik, yang semuanya dapat dicontohkan hingga generasi penerus masa kini.




Komentar
Posting Komentar