![]() |
Tepat hari ini (19/10),
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) RI,
Jend (Purn.) Wiranto resmi meninggalkan RSPAD Gatot Subroto, Jakarta
usai dirawat sejak insiden penikaman yang menimpanya saat melakukan
kunjungan di Banten, pada Kamis (10/10) lalu. Peristiwa penyerangan
tersebut dilakukan oleh pasangan suami–istri SA dan FD yang
bersenjatakan Kunai, senjata khas ninja di Jepang yang biasa kita
temui di anime-anime. Diketahui, SA sendiri merupakan korban
penggusuran Proyek Tol Trans Sumatera yang melalui rumahnya di
Binjai, Sumatera Utara.
Beberapa hari pasca
insiden tersebut, istana langsung memberlakukan siaga satu bagi para
pejabat yang hendak bepergian, karena dikhawatirkan akan menjadi
target gerakan yang diindikasikan sebagai radikalisme keagamaan ini.
Seluruh buzzer istana pun
juga tak kalah riuh, banyak yang berduka atas kejadian yang menimpa
Wiranto. Namun apa kata Netizen? Ya
bodo amat, tidak ada satupun Netizen Indonesia
yang ambil pusing mengenai insiden tersebut. Bahkan, banyak pula yang
bersyukur atas insiden ini karena setidaknya dapat membuat Wiranto
sadar atas berbagai kejahatan yang telah ia lakukan.
Istana
makin berang, orang-orang yang malah bersyukur atas kejadian yang
menimpa salah satu pejabat pentingnya direpresi. Termasuk beberapa
orang petinggi TNI yang langsung dipecat dari jabatannya karena
istrinya yang mengumbar ekspresi kegembiraannya di media sosial
terhadap kejadian yang menimpa Wiranto. Itu saja? Oh tidak dong,
masih banyak sejumlah instruksi dan kebijakan absurd yang akan segera
dirilis pasca kejadian ini.
Baik
istana maupun Wiranto sepertinya tidak bisa berkaca pada dirinya
sendiri. Penyerangan terhadap satu orang (yang sebenarnya orang nggak
penting) dianggap menggemparkan seluruh negeri. Padahal, dihari yang
sama saat Wiranto mulai dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta,
Akbar Alamsyah, salah seorang peserta demonstrasi #reformasidikorupsi
di Jakarta meninggal dunia. Total sudah lima orang tewas dalam
rangkaian demonstrasi #reformasidikorupsi, di seluruh Indonesia.
Angka ini dapat bertambah apabila kita menambahkan rangkaian
kerusuhan di Papua pada hari yang sama.
Namun,
seperti halnya sinetron-sinetron azab di tv, kejadian penusukan
terhadap Wiranto ini bisa jadi merupakan balasan dari Tuhan atas
berbagai dosa-dosa yang pernah Wiranto lakukan beberapa hari
belakangan ini. Memang sih dosanya banyak, tapi tepat sebelum insiden
penusukan tersebut, Wiranto diketahui telah melukai sebagian besar
hati rakyat Indonesia melalui ucapannya.
1
. Karhutla Tidak Separah Apa yang Diberitakan
Pernyataan ini
disampaikan Wiranto pada 16 September 2019. Ia mengatakan hal ini
usai meninjau beberapa wilayah terdampak karhutla di Sumatera dan
Kalimantan.
“Kemarin
ketika saya mengunjungi bersama Presiden, antara realitas yang
dikabarkan dengan realitas yang ada itu, sangat berbeda. Dan ternyata
kemarin waktu kita di Riau, itu tidak separah yang diberitakan,”
ungkap Wiranto di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (18/9).
2.
Wiranto Anggap Pengungsi Gempa Ambon Bebankan Pemerintah
Wiranto sempat mengimbau
warga Ambon kembali ke rumah masing-masing usai gempa yang terjadi
pada Kamis pagi (26/9). Sebab, situasi sudah aman dan pemerintah
harus menanggung kehidupan mereka di pengungsian. Pernyataan ini
disampaikan Wiranto saat konferensi pers di Kemenkopolhukam pada
Senin (30/9).
"Diharapkan
masyarakat bisa kembali ke tempat tinggal masing-masing untuk
mengurangi besaran pengungsi, pengungsi terlalu besar ini sudah
menjadi beban pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah," kata Wiranto.
Terkait hal ini, Wiranto
segera meminta maaf kepada warga Ambon. Ia menyebut tak bermaksud
menyakiti hati para korban gempa 6,8 magnitudo itu.
“Saya
sampaikan bahwa kalau ada ucapan dan kalimat yang saya sampaikan
apabila dirasa mengganggu perasaan masyarakat Maluku dan menyakiti
hati, dan sebagainya itu pasti bukan karena saya sengaja untuk
menyakiti hati dan menyinggung perasaan masyarakat Maluku. Tapi
apabila kalau ada yang tersinggung dan sakit hati secara tulus saya
minta dimaafkan,” ujar Wiranto di Kemenkopolhukam, Jalan Medan
Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (4/10).
3.
Ungkap Ada Kelompok Islam Radikal dalam Demo Revisi UU KPK
Wiranto mengungkap soal
kelompok-kelompok yang turun ke jalan berunjuk rasa menentang revisi
UU KPK, RKUHP, dan UU Pemasyarakatan. Mulai dari kelompok mahasiswa,
pelajar, suporter sepakbola, hingga kelompok Islam radikal. Wiranto
mengungkapkan, gerakan ini bertujuan menguasai gedung DPR dan
menggagalkan pelantikan Presiden Jokowi.
"Gelombang baru ini
akan mengerahkan kelompok Islam radikal, kelompok Islam garis
keraslah, istilahnya begitu," jelas Wiranto dalam jumpa pers
tentang situasi terkini di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis
(26/9).
4. Sebut Demo
Penolakan Revisi UU KPK dan RKUHP Aneh
Wiranto mengaku heran
masih ada rencana demo menolak regulasi itu. Padahal menurutnya,
pemerintah telah berusaha mengomunikasikan masalah ini dengan semua
pihak dan mencari jalan keluar.
"Kita juga masih
hadapi demonstrasi yang tolak UU KPK dan UU KUHP. Ini memang agak
aneh karena sudah ada jalur komunikasi, sudah ada jalur
penyelesaian," jelas Wiranto di Kemenkopolhukam, Jalan Medan
Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (30/9).
"Tapi mengapa masih
ada demo yang mengedepankan penolakan masalah itu. Tentu nanti kita
bicarakan bersama," imbuhnya.
Sebenarnya,
sangat tidak pantas seorang pejabat atau bahkan public
figure untuk mengucapkan
perkataan seperti itu. Apalagi jabatan Wiranto sebagai salah satu
menteri koordinator dalam kabinet pemerintahan merupakan amanah
langsung yang diberikan kepada rakyat. Akan menjadi sah-sah saja
seandainya Wiranto sendiri merupakan seorang public figure
sekelas Ria Ricis atau Atta Halilintar yang memang mengonsumsi
kontroversi sebagai makanan pokoknya. Atau mungkin sah saja jika
Wiranto hanya seorang pejabat setingkat ketua Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) yang anggotanya tidak terlalu peduli dengan omongannya.
Bayangkan,
jabatannya sudah setingkat nasional, dipilih juga oleh rakyat,
partainya juga bernama 'Hati Nurani Rakyat' tapi malah melukai hati
rakyat, kan aneh?



Komentar
Posting Komentar