Indonesia, atau yang biasa disebut sebagai negara
+62, merupakan penyumbang populasi demografis terbanyak di dunia ke empat di
dunia dan akhirat. Adapun remaja usia produktif menempati posisi papan tengah
dalam klasemen sementara data-data statistik kependudukan Indonesia sebagai
jumlah mayoritas. Ini berarti, sudah seharusnya negara +62 ini dapat
menyediakan banyak-banyak lapangan pekerjaan bagi para remaja usia produktif
agar terhindar dari kegabutan (baca: nganggur). Namun, pada data yang dilansir
oleh Survei Angkatan Kerja Nasional tahun 2013, jumlah remaja gabut di
Indonesia mencapai 7.388.737 jiwa, yang terbagi atas tamatan SD, SMP, SMA, SMK,
Diploma, dan Sarjana. Dalam data tersebut, disebutkan bahwa lulusan Sarjana
mencapai angka 441.048 jiwa. Dapat dikatakan, persaingan tenaga kerja pada
masa kini menjadi semakin tajam, karena banyak people usia remaja selaku mayoritas penduduk negara +62 yang sedang
mengalami kegabutan di negaranya, di Indonesia.
Pemerintah pun tidak tinggal diam. Pemerintahan
Jokowi sedang mengebut pembangunan infrastruktur dalam era pemerintahannya
hingga kini, dengan harapan mengurangi populasi manusia gabut di negara Wkwkwk
land ini. Walaupun begitu, tetap saja angka kegabutan masih menjadi dekorasi
data-data kependudukan di Indonesia, yang dibuktikan dengan ide kartu Pra-Kerja
dalam kampanye capres pertahana ini.
Namun, apakah kita sebagai generasi millennial tetap
berpangku tangan menunggu keajaiban Kaum Cebong maupun Kaum Kampret? Tentu
tidak. Tuhan tidak akan merubah nasib manusia sebelum manusia itu merubah
nasibnya sendiri. Karenanya, kita memang dituntut menciptakan penghasilan
kita sendiri, menciptakan karir kita sendiri, agar kelak kita dapat diterima
oleh calon istri, menikah, dan akhirnya bahagia selamanya. Dan dari sinilah
mulai muncul praktik-praktik kampanye politik berbalut kewirausahaan.
Karena persaingan yang semakin banyak, bahkan kita
tidak perlu bekerja lebih awal atau fokus terhadap satu skill saja. Kita cukup
memanfaatkan apa yang kita miliki sekarang ini, sebagai batu loncatan karir
kita di masa depan. Itulah yang dapat menjadi keunikan diri kita sendiri,
karena hanya yang memiliki keunikan dan karisma diri sajalah yang mampu
bertahan. Contohnya Atta Halilintar dengan jargon “Ahsiyyaaapp” yang mampu
menjadikannya sebagai Youtuber no. 1 di Asia Tenggara. Atau Gojek dan Grab
sebagai perusahaan transportasi alternatif yang mampu meraih predikat
“Unicorn” di Wkwkwk land ini.
Apa pernah dulu kita kepikiran Atta Halilintar? Apa
pernah dulu kita kepikiran tiap hari selalu order Gojek atau Grab untuk
berangkat ke kampus kita? Enggak, kan? Ya udah, ga usah
dipikirin lagi, lebih baik ayo kita rintis karir kita mulai sekarang!

Komentar
Posting Komentar